Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen
dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa
disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi.
Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik
sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap.
Jika campuran
alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap,
reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu
tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm.
Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam reaksi
klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom
halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan
sebagai berikut:
Untuk
menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya.
Gambaran yang rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan
dan berubah menjadi hasil reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu
radikal adalah sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau
lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom
yang klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan
positif atau negatif.
Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2.
Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halongen
dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan.
Tahap kedua
langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan dengan molekul
metan, radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian
menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3).
Langkah I dari siklus penggadaan
Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya.
Langkah 2 dari siklus penggadaan
Langka ketiga Reaksi
Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai
semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana
radikal dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan
memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah rantai
putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara
untuk memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal
untuk membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan (coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal bertumbukan
Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya CH3 dapat bergabung dengan Cl menghasilkan CH3Cl
Suatu masalah
dengan radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya
ketika reaksi khlorinasi metana berlangsung, konsentrasi dari metana
akan berkurang sedangkan klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan
besar bahwa radikal klor akan bertumbukkan dengan molekul klormetan,
bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen
berlebihan, reaksi berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung
banyak halogen berupa diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana
Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada alkana
rantai panjang, hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena campuran
dari hasil reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada
klorinasi propana
Bila alkana
lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit,
pemurnian atau pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan
demikian halogenasi tidak bermanfaat lagi dalam sintesis alkil halida.
Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi dimana semua atom
hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena sifatnya yang
berulang terus reaksi semacam ini disebut reaksi rantai radikal bebas.
Masalah:
Saya pernah membaca bahwa lebih mudah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder untuk membentuk radikal sekunder dari pada mengambil hidrogen dari karbon primer untuk membentuk radikal primer. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Masalah:
Saya pernah membaca bahwa lebih mudah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder untuk membentuk radikal sekunder dari pada mengambil hidrogen dari karbon primer untuk membentuk radikal primer. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Jauh lebih mudah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder karena lebih stabil dari segi energi jika dibandingkan dengan karbon primer. Energi aktivitasi untuk reaksi akan lebih kecil, sehingga memudahkan suatu raksi tersebut.
BalasHapusitu adalah salah satu penyababnya,,,
menurut pendapat saya kenapa lebih mudah menarik hidrogen dari karbon sekunder (rangkap dua) untuk membentuk radikal sekunder karena karbon sekunder lebih stabil daripada karbon primer seperti yang telah di jelaskan oleh saudari cici novita. perlu diingat pada dasarnya, kimia organik membahas tentang interaksi antar atom-atom yang kelebihan elektron dengan atom-atom yang kekurangan elektron. Interaksi ini berupa gaya tarik yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia. Selain itu, karena karbon sekunder lebih stabil daripada karbon primer, maka reaksi yang paling umum adalah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder untuk memntuk radikal sekunder. reaksi yang terjadi adalah reaksi ADISI ELEKTROFILIK.
BalasHapusHasil penelitian menunjukkan bahwa pada temperatur kamar:
BalasHapus•radikal klorin 5 kali lebih mudah mengambil atom hidrogen dari karbon tersier daripada atom hidrogen dari karbon primer.
•radikal klorin 3,8 kali lebih muda hmengambil atom hidrogen dari karbon sekunder daripada atom hidrogen dari karbon primer
Untuk menentukan jumlah relatif dari masing-masing produk yang diperoleh pada klorinasi radikal terhadap senyawa alkana, maka kita harus memperhitungkan
•probabilitas(jumlah hidrogen yang dapat diambil)
•Reaktifitas(kecepatan reaksirelatif)
Jumlah atom H pada C primer = 6,Reaktivitas relatif= 1,0;Jumlah
relatif radikal primer = 6 x 1,0 = 6,0;Jumlah atom H pada C sekunder= 4,Reaktivitas relatif= 3,8;Jumlah relatif radikal sekunder=4 x 3,8 = 15,2
jadi kesimpulannya, dilihat dari reaktivitas atom H sekunder lebih besar dari atom H primer, ini yang menyebabkan probabilitas jumlah hidrogen yang dapat diambil lebih banyak dari karbon sekunder
Ya, argument kalaian sepertinya sudah dilandasi eksperiment, dan memang karna itu alasannya.sekunder lebih stabil jadi energi aktivasinya kecil dan ia mudah di ambil #menyimpulkan
BalasHapusLebih mudah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder
BalasHapusuntuk membentuk radikal sekunder daripada mengambil
hidrogen dari karbon primer untuk membentuk radikal primer.
karena menurut penalaran saya dari beberapa literatur yg saya baca makin banyak atom C pada suatu senyawa alkana maka makin mudah pula mengambil atom hidrogen untuk membentuk radikal.
Haltersebut disebabkan karena atom C yg berlebih memililki kestabilan yang berlebih pula,sehingga pengambilan atom hidrogennya lebih mudah utuk diambil.
Semoga bisa membantu :)