Kamis, 18 Oktober 2012

Reaksi Halogenasi Pada Alkana

Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap.
clip_image003
Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:
clip_image005

Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom yang klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.
clip_image007
Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2. Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halongen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan.
Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3).
Langkah I dari siklus penggadaan
clip_image009
Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya.
Langkah 2 dari siklus penggadaan
clip_image011
Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal untuk membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan (coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal bertumbukan
clip_image013
Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya CH3 dapat bergabung dengan Cl menghasilkan CH3Cl
Suatu masalah dengan radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi khlorinasi metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan bertumbukkan dengan molekul klormetan, bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan, reaksi berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung banyak halogen berupa diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana
clip_image015
Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena campuran dari hasil reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada klorinasi propana
clip_image017
Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian atau pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian halogenasi tidak bermanfaat lagi dalam sintesis alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena sifatnya yang berulang terus reaksi semacam ini disebut reaksi rantai radikal bebas.

Masalah:
Saya pernah membaca bahwa lebih mudah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder untuk membentuk radikal sekunder dari pada mengambil hidrogen dari karbon primer untuk membentuk radikal primer. Mengapa hal ini dapat terjadi?

5 komentar:

  1. Jauh lebih mudah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder karena lebih stabil dari segi energi jika dibandingkan dengan karbon primer. Energi aktivitasi untuk reaksi akan lebih kecil, sehingga memudahkan suatu raksi tersebut.
    itu adalah salah satu penyababnya,,,

    BalasHapus
  2. menurut pendapat saya kenapa lebih mudah menarik hidrogen dari karbon sekunder (rangkap dua) untuk membentuk radikal sekunder karena karbon sekunder lebih stabil daripada karbon primer seperti yang telah di jelaskan oleh saudari cici novita. perlu diingat pada dasarnya, kimia organik membahas tentang interaksi antar atom-atom yang kelebihan elektron dengan atom-atom yang kekurangan elektron. Interaksi ini berupa gaya tarik yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia. Selain itu, karena karbon sekunder lebih stabil daripada karbon primer, maka reaksi yang paling umum adalah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder untuk memntuk radikal sekunder. reaksi yang terjadi adalah reaksi ADISI ELEKTROFILIK.

    BalasHapus
  3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada temperatur kamar:
    •radikal klorin 5 kali lebih mudah mengambil atom hidrogen dari karbon tersier daripada atom hidrogen dari karbon primer.
    •radikal klorin 3,8 kali lebih muda hmengambil atom hidrogen dari karbon sekunder daripada atom hidrogen dari karbon primer
    Untuk menentukan jumlah relatif dari masing-masing produk yang diperoleh pada klorinasi radikal terhadap senyawa alkana, maka kita harus memperhitungkan
    •probabilitas(jumlah hidrogen yang dapat diambil)
    •Reaktifitas(kecepatan reaksirelatif)
    Jumlah atom H pada C primer = 6,Reaktivitas relatif= 1,0;Jumlah
    relatif radikal primer = 6 x 1,0 = 6,0;Jumlah atom H pada C sekunder= 4,Reaktivitas relatif= 3,8;Jumlah relatif radikal sekunder=4 x 3,8 = 15,2
    jadi kesimpulannya, dilihat dari reaktivitas atom H sekunder lebih besar dari atom H primer, ini yang menyebabkan probabilitas jumlah hidrogen yang dapat diambil lebih banyak dari karbon sekunder

    BalasHapus
  4. Ya, argument kalaian sepertinya sudah dilandasi eksperiment, dan memang karna itu alasannya.sekunder lebih stabil jadi energi aktivasinya kecil dan ia mudah di ambil #menyimpulkan

    BalasHapus
  5. Lebih mudah untuk mengambil hidrogen dari karbon sekunder
    untuk membentuk radikal sekunder daripada mengambil
    hidrogen dari karbon primer untuk membentuk radikal primer.
    karena menurut penalaran saya dari beberapa literatur yg saya baca makin banyak atom C pada suatu senyawa alkana maka makin mudah pula mengambil atom hidrogen untuk membentuk radikal.
    Haltersebut disebabkan karena atom C yg berlebih memililki kestabilan yang berlebih pula,sehingga pengambilan atom hidrogennya lebih mudah utuk diambil.

    Semoga bisa membantu :)

    BalasHapus